MANAJEMEN KEBIDANAN
PENGERTIAN
Manajemen Kebidanan adalah
metode dan pendekatan pemecahan masalah
lesehatan Ibu dan Anak yang khusus dilakukan oleh Bidan di dalam memberikan
asuhan kebidanan pada individu, keluarga, dan masyarakat.
Bidan sesuai dengan perannya
sebagai tenaga kesehatan memiliki kewajiban memberikan asuhan untuk
menyelamatkan ibu dan anak dari gangguan kesehatan. Untuk melaksanakan asuhan
tersebut, digunakan metode dan pendekatan yang disebut MANAJEMEN KEBIDANAN.
Metode dan pendekatan
digunakan untuk mendalami permasalahan yang dialami oleh pasien atau klien, dan
kemudian merumuskan permasalahan tersebut, serta akhirnya mengambil langkah
pemecahannya. Dengan manajemen kebidanan membantu proses berfikir bidan di
dalam melaksanakan asuhan dan pelayanan kebidanan.
Manajemen kebidanan sebagai
metode dan pendekatan pemecahan masalah harus secara benar dan tepat dikuasai,
dan membudaya di masyarakat bidan sendiri. Bidan harus memiliki pola berfikir
sistematis sesuai dengan tahapan manajemen kebidanan. Kemampuan berfikir secara
analitik dan kritis di dalam mellihat permasalahan dan segala aspek yang
mempengaruhinya diperlukan, sehingga selanjutnya dapat secara langsung
menetukan tindakan kebidanan yang efektif untuk dilaksanakan dalam upaya menolong
pasien atau kliennya.
Dengan manajemen kebidanan,
keprofesionalan bidan dituntut sebagai pemberi asuhan yang rasional dalam
mengatasi masalah kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana yang menjadi
tanggung jawabnya.
LANGKAH – LANGKAH MANAJEMEN KEBIDANAN
Penerapan manajemen kebidanan
dalam proses bentuk kegiatan praktek kebidanan, dilakukan melalui suatu proses
yang disebut langkah – langkah atau proses manajemen kebidanan.
Langkah – langkah manajemen
kebidanan adalah sebagai berikut :
Pertama, identifikasi dan analisi masalah
Kedua, perumusan masalah ( diagnosa )
Ketiga, perencanaan tindakan
Keempat, pelaksanaan tindakan dan intervensi
Kelima, evaluasi hasil tindakan.
Proses manajemen kebidanan
merupakan proses yang terus menerus. Bila langkah kelima telah dilakukan, dan
kemudian timbul masalah baru atau langkah keempat ( pemecahan masalah ) tidak
tepat, maka proses kembali ke langkah pertama.
Langkah – langkah tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
1.
Identifikasi dan Analisis
Masalah
Proses manajemen kebidanan
dimulai dengan langkah identifikasi dan analisis masalah. Di dalam langkah
pertama ini bidan sebagai tenaga profesional tidak dibenarkan untuk menduga-
duga masalah yang terdapat pada pasien atau kliennya. Bidan harus mencari dan
menggali data / fakta baik dari pasien / klien, keluarga, maupun anggota tim
kesehatan lainnya, dan juga dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan
sendiri.
Yang dimaksudkan data disini
ialah informasi dalam bentuk angka atau bentuk lain. Sedangkan fakta adalah
kenyataan yang ditemukan dalam suatu
kejadian atau peristiwa.
Langkah pertama ini mencakup
kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis data / fakta untuk perumusan
masalah. Langkah ini merupakan proses berfikir yang ditampilkan oleh bidan
dalam tindakan yang akan menghasilkan perumusan masalah yang di derita oleh
pasien.
a.
Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan adalah data subyektif, termasuk
biodata, dan data obyektif dari pasien.
1).
Data subyektif
Informasi yang termasuk di
dalam biodata, adalah mencakup nama, umur, tempat tinggal, pekerjaan, status
perkawinan,pendidikan.
Informasi yang terdapat
didalam data subyektif lainnya dalam bentuk keluhan – keluhan yang diperoleh
dari hasil wawancara langsung kepada pasien ( anamnesa ) atau dari keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya ( aloanamnesa ).
Pada waktut mengumpulkan data
subyektif, bidan harus :
o
Mengembangkan
hubungan antar personal yang efektif dengan pasien atau orang lain yang
diwawancarai.
o
Lebih
memperhatikan hal – hal yang menjaadi keluhan utama pasien dan yang mencemaskan
o
Berupaya
mendapatkan data yang sangat bermakna dalam kaitan dengan masalah pasien.
2).
Data obyektif
Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium sederhana. Pada pemeriksaan fisik,
bidan secara sistematis melakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi,
dan perkusi, sesuai dengan kebutuhan. Secara khusus, bidan melakukan periksa
dalam ( pervaginam ).
Pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan oleh bidan mencakup pemeriksaan hemoglobin, kadar glukosa, dan
protein di dalam urine, dan tes kehamilan.
Pada waktu pengumpulan data
obyektif, bidan harus :
o Mengamati ekspresi dan perilaku pasien
o Mengamati perubahan / kelainan fisik pasien
o Memperhatikan aspek sosial budaya pasien
o
Menggunakan
tekhnik pemeriksaan yang tepat dan benar.
o
Melakukan
pemeriksaan yang terarah dan berkaitan dengan keluhan pasien.
Untuk melengkapi hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan, dalam kaitan dengan pengumpulan data
obyektif diperlukan data penunjang.
b.
Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan
diolah. Dalam praktek asuhan kebidanan, pengolahan data tidak banyak dilakukan.
Pengolahan data pada umumnya dilakukan di dalam kegiatan pelayanan kesehatan
ibu, anak, dan keluarga berencana.
Pengolahan data disesuaikan
dengan kebutuhan. Kegiatan pengolahan mencakup menggabungkan dan menghubungkan
data satu dengan yang lainnya, sehingga menunjukkan fakta. Tujuan pengolahan
data adalah untuk menunjukkan fakta berdasarksan kumpulan data.
c.
Analisis
Data yang telah diolah, dianalisis. Bidan melakukan analisis berdasarkan
urutan sebagai berikut :
1). Mencari hubungan antara data yang satu
dengan lainnya, untuk mencari sebab dan akibat.
2). Menentukan masalah dan apa masalah
utamanya.
3).
Menentukan penyebab utamanya
4).
Menentukan tingkat resiko
masalah
Hasil analisis merupakan
langkah awal dari penentuan perumusan masalah untuk menetapkan diagnosa
kebidanan.
2.
Diagnosa Kebidanan
Setelah ditentukan masalah, dan masalah utamanya maka
bidan merumuskannya kedalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah,
penyebab, dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud
mencakup masalah potensial dan prognosa. Hasil dari perumusan masalah merupakan
keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut diagnosa kebidanan. Dalam menentukan diagnosa kebidnan,
pengetahuan keprofesionalan diperlukan.
Diagnosa kebidanan mencakup :
a. Kondisi pasien yang terkait dengan masalah
b. Masalah utama dan penyebab utamanya (
tingkat resikonya )
c.
Masalah potensial
d.
Prognosa
Penegakan diagnosa kebidanan
dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan
hidup pasien.
Masalah potensial dalam
kaitannya dengan diagnosa kebidanan adalah masalah yang mungkin terjadi dan
bila tidak segera diatasi akan mengganggu keselamatan hidup pasien. Oleh karena
itu, masalah potensial harus segera di antisipasi, dicegah dan diawasi dan
segera dipersiapkan tindakan untuk mengatasinya.
3.
Perencanaan
Berdasarkan diagnosa yang
ditegakkan, bidan menyusun rencana kegiatannya. Rencana kegiatan mencakup
tujuan dan langkah – langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan
intervensi untuk memecahkan masalah pasien. Didalam rencana kegiatan yang
disusun, termasuk rencana evaluasi.
Berdasarkan dengan hal
tersebut diatas, maka langkah penyusunan rencana kegiatan adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Didalam tujuan tersebut dikemukakan sasaran dan hasil yang akan
dicapai.
b. Menentukan langkah – langkah tindakan
sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai. Langkah – langkah tindakan
mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri, kegiatan kolaborasi atau
rujukan.
Kegiatan kolaborasi adalah
kegiatan yang dilakukan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Kegiatan rujukan
adalah kegiatan penyiapan yang dilakukan oleh bidan terhadap pasien yang akan
dirujuk ke tenaga ahli yang terkait. Di dalam penentuan langkah – langkah
kegiatan tersebut ditentukan tujuan masing – masing.
c. Menentukan kriteria evaluasi dan
keberhasilan.
Di dalam rencana kegiatan
ditentukan juga kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan.
Kriteria evaluasi dan hasil
tindakan perlu ditentukan untuk mengukur keberhasilan dari pelaksanaan asuhan
yang dilakukan, bila kegiatan asuhan mengikuti kriteria dan mencapai hasil yang
telah ditetapkan, maka masalah telah dapat di atasi. Dan bila terjadi
kesenjangan atau ketidaksesuaian, maka bidan harus kembali ke langkah pertama.
Perencanaan yang disusun oleh bidan haruslah komprehensif mencajup penanganan
keseluruhan masalah termasuk masalah potensialnya. Perencanaan mencakup
kegiatan bimbingan dan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien. Semua rencana
ini harus rasional. Sebelum rencana dilaksanakan harus disepakati oleh pasien
terlebih dahulu.
4.
Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan didalam
proses manajemen kebidanan dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Pada langkah pelaksanaan ini, bidan melakukannya secara
mandiri. Pada pelaksanaan penanganan kasus-kasus yang didalamnya memerlukan
tindakan diluar kewenangan bidan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau
rujukan. Pada langkah pelaksanaan ini, intervensi dilakukan kepada pasien.
Selama melakukan tindakan intervensi, bidan mengawasi dan memonitor kemajuan
kesehatan pasien. Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan didalam waktu yang
singkat, efektif, hemat, dan berkualitas.
5.
Evaluasi
Langkah akhir dari proses
manajemen kebidanan adalah evaluasi. Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara
keberhasilan dan rencana. Jadi tujuan evaluasi didalam manajemen kebidanan
adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang
dilakukan. Alat untuk pengukur keberhasilan tindakan kebidanan telah ditetapkan
didalam rencana tindakan.
Evaluasi tidak hanya dilakukan
dengan membandingkan keberhasilan dengan tindakan. Evaluasi juga dilakukan
dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah – langkah manajemen kebidanan
lainnya.
Hasil evaluasi merupakan
langkah awal dari langkah identifikasi dan analisis masalah selanjutnya, bila
diperlukan,
No comments:
Post a Comment