- ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA
KONTRASEPSI MANTAP (MOW dan MOP)
Kontrasepsi
mantap adalah suatu
metode kontasepsi yangdilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran
telur ( pada perempuan ) atau saluran seperma ( pada lelaki ). Kontap dijalankan
dengan melakukan oprasi kecil pada organ reproduksi , baik untuk tubektomi bagi
perempuan maupun vasektomi pada laki-laki .Dengan cara ini reproduksi tidak
lagi terjadi dan kehamilan akan terhindar untuk selamanya . Karena sifatnya
yang permanen Kontrasepsi ini hanya diperkenankan bagi mereka yang sudah mantap
untuk memutuskan sudah tidak punya anak (http :// www.kontap.com).
Kontrasepsi mantap dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Kontrasepsi mantap wanita (
Tubektomi )
2.
Kontrasepsi mantap Pria (
Vasektomi )
A. TUBEKTOMI
1.
Profil
·
Sangat efektif dan permanent
· Tindakan pembedahan yang aman dan
sederhana
·
Tidak ada efek samping
·
Konseling dan informed concent
mutlak diperlukan
2.
Pengertian
·
Tindakan oprasi kecil untuk
mencegah kehamilan dilakukan pada saluran telur perempuan dengan memotong atau
mengikat salah satu bagian yang dilalui sel telur, diharapkan tidak terjadi
pembuahan (kehamilan) ( http://www
.kontap.com)
· Prosedur bedah sukarela untu menghentikan
fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanent ( saifudin, abdul
bari, 2003)
3.
Jenis
a.
Mini Laparotomi
Metode ini , hanya diperlukan sayatan kecil
(sekitar 3 cm) baik pada daerah perut bawah (supra pubis) maupun subum bilikal
(pada lingkar pusat bawah). Tindakan ini dapat dilakukan terhadap banyak klien
, relatif murah dan dapat dilakukan oleh dokter yang dilakukan latihan khusus ,
Operasi ini aman dan efektif . Metode ini baik untuk masa interval maupunpasca
persalinan , pengambilan tuba dilakukan melalui sayatan kecil , setelah itu
dinding perut ditutup kembali, luka sayatan ditutup dengan kasa yang kering dan
steril dan apabila tidak ditemukan masalah yang berarti, klien dapat
dipulangkan setelah 2-4 jam.
b. Laparaskopi
Prosedur ini memerlukan tenaga spesialis kebidanan dan penyakit
kandungan yang telah dilatih secara khusus agar pelaksanaannya aman dan
efektif. Tekhnik ini dapat dilakukan pada 6 – 8 minggu pasca persalinan atau
setelah abortus (tanpa komplikasi). Laparaskopi sebaiknya digunakan pada jumlah
klien yang cukup tinggi karena peralatan laparaskopi dan biaya pemeliharaannya
cukup mahal.
Laparaskopi dapat digunakan dengan anestesi local
dan diperlukan sebagai klien rawat jalan setelah pelayanan. peralatan ini
memerlukan perawatan yang cukup rumit dan sebaiknya ada tenaga ahli anestesi
pada saat tindakan laparaskoppi berlangsung.
4.
Mekanisme Kerja
Dengan mengokulsi tuba fallopi (mengikat dan
memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum.
5.
Manfaat
a. Kontrasepsi
· Sangat efektif ( 0,2 – 11 kehamilan / 100
perempuan selama tahun pertama penggunaan ).
·
Permanent
·
Tidak mempengaruhi proses
menyusui (breast feeding)
·
Tidak bergantung pada factor
senggama
· Baik bagi klien apabila kehamilan akan
menjadi resiko kesehatan yang serius
· Perdarahan sederhana, dapat dilakukan
dengan anestesi local.
· Tidak ada efek samping dalam jangka
panjang.
· Tidak ada perubahan dalam fungsi
seksual.(tidak ada efek pada produksi hormone ovarium)
b.
Non Kontrasepsi
Berkurangnya resiko kanker ovarium.
6.
Keterbatasan
· Harus dipertimbangkan sifat permanent pada
metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi
rekanalisasi.
· Klien dapat menyesal di kemudian hari
· Resiko komplikasi kecil, (meningkat,
apabila digunakan anestesi umum)
· Rasa sakit / ketidaknyamanan dalam jangka
pendek setelah tindakan.
· Dilakukan oleh dokter yang terlatih
(dibutuhkan dokter spesialis ginecologi atau dokter spesialis bedah untuk
proses laparaskopi)
· Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk
HPV dan HIV / AIDS.
7.
Yang Dapat Menjalani Tubektomi
·
Usia > 26 tahun
·
Paritas > 2
· Yakin tidak mempunyai keluarga yang besar
sesuai dengan kehendaknya
· Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko
kesehatan yang serius.
·
Pasca persalinan
·
Pasca keguguran
· Paham, sukarela, setuju dengan prosedur
ini.
8.
Yang Sebaiknya Tidak Menjalani
Tubektomi
·
Hamil (sudah terdeteksi /
dicurigai)
· Perdarahan vaginal yang belum jelas hingga
harus dievaluasi
· Infeksi sistemik, atau pelvic yang akut
·
Tidak boleh menjalani proses
pembedahan
· Kurang pasti mengenai keinginannya untuk
fertilitas di masa depan
·
Belum memberikan persetujuan
tertulis.
9.
Kapan dilakukan
· Setiap
waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini rasional klien tersebut
tidak hamil.
· Hari ke – 6 hingga hari ke – 13 dari
siklus menstruasi (fase proliferasi)
·
Pasca persalinan
Mini Laparaskopi :
di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 / 12 minggu
Laparaskopi :
tidak tepat untuk klien pasca persalinan
·
Pasca keguguran
Triwulan Pertama : Dalam waktu 7 hari sepanjang
tidak ada bukti infeksi pelvic (Mini lap atau Laparaskopi)
Triwulan Kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang
tidak ada bukti infeksi pelvic (Minilap saja)
10. Penanganan Atas Komplikasi
Yang Mungkin terjadi
Komplikasi
|
Penanganan
|
Infeksi Luka
|
Bila terlihat infeksi luka, obati dengan antibiotic
|
Demam pasca
operasi ( > 38° )
|
Obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan
|
Luka pada
kandung kemih
|
Bila kandung kemih atau usus luka, dan diketahui sewaktu operasi, lakukan
reparasi primer
|
Emboli gas ( sangat jarang terjadi )
|
Mulai resusitasi intensif, termasuk cairan intravena, resusitasi kardio
pulmonal dan tindakan penunjang kehidupan lainnya
|
Rasa sakit pada lokasi pembedahan
|
Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati berdasarkan apa yang
ditemukan.
|
Perdarahan
superfinal (tepi kulit, atau sub
cutan)
|
Mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.
|
10.
Instruksi Kepada Klien
·
Jagalah luka operasi tetap
kering hingga pembalut dilepaskan, mulai aktivitas normal secara bertahap
(sebaiknya dapat kembali ke aktifitas normal dalam waktu 7 hari setelah
perdarahan)
· Hindari hubungan intim hingga merasa cukup
nyaman, setelah mulai kembali melakukan hubungan intim, hentikan bila ada
perasaan kiurang nyaman.
· Hindari mengangkat benda – benda berat dan
bekerja keras selama 1 minggu.
· Jika sakit, minum 1 atau 2 tablet analgesik
satiap 4 hingga 6 jam.
· Jadwalkan kunjungan pemeriksaan secara
rutin antara 7 dan 14 hari setelah pembedahan
· Kembalilah apabila ada keleuhan atau tanda
– tanda yang tidak biasa.
11.
Efek Samping
Dengan kontrasepsi ini, efek samping hampir tidak
ada yang pasti muncul hanyalah luka parut kecil bekas operasi di bagian bawah
perut.
12.
Rumor – Rumor
Hilangnya gairah sex mengingat sudah tidak ada sel telur yang
keluar.
B. VASEKTOMI
1.
Profil
·
Sangat efektif dan permanent
· Tidak ada efek samping jangka panjang.
· Tindakan bedah yang aman dan sederhana
· Efektif setelah 20 x ejakulasi / 3 bulan.
·
Konseling dan informed consent
mutlak diperlukan.
2.
Pengertian
·
Prosedur klinik untuk
menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa
deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisaasi
tidak terjadi (Saiful, Abdul Bari, 2003)
·
Menutup
saluran bibit laki – laki dengan melakukan operasi kecil pada kantong zakar
sebelah kanan dan kiri. (http://www.Kontap.com)
3. konseling Informasi dan Persetujuan
Tindakan Medis
· klien harus diberi informasi bahwa
prosedur vasektomi tidak mengganggu hormone pria dan tidak menyebabkan
perubahan kemampuan / kepuasan seksual.
· Setelah prosedur vasektomi digunakan salah
satu kontrasepsi terpilih hingga spermatozoa yang tersisa dalam vesikula
seminalis telah dikeluarkan seluruhnya, maka akan menunjukkan hasil negative
setelah 15 – 20 x ejakulasi.
4. Yang Tidak Cocok Dengan Metode Ini
·
Penderita Hernia
·
Penderita kencing manis (Diabetes)
·
Penderita kelainan pembekuan
darah
· Penderita penyakit kulit/ jamur di daerah
kemaluan
·
Tidak tetap pendiriannya
· Memiliki peradangan pada buah zakar.
5. Yang Dianggap Cocok dengan Metode Ini
· Pasangan yang tidak ingin menambah jumlah
anak.
· Pasangan yang istrinya sudah sering
melahirkan.
· Memiliki penyakit yang membahayakan
kesehatan.
· Pasangan yang telah gagal dengan
kontrasepsi lain.
6. Hal Yang Harus Diinformasikan kepada klien
setelah operasi
· Luka yang sedang dalam penyembuhan jangan
ditarik – tarik atau digaruk.
· Boleh mandi setelah 24 jam, asal daeah
luka tidak basah, setelah 3 hari, luka boleh dicuci dengan sabun dan air.
· Pakailah penunjang skrotum, usahakan
daerah operasi kering.
· Jika ada nyeri, berikan 1 – 2 tablet
analgetik seperti parasetamol atau ibu profen setiap 4 – 5 jam.
· Hindari mengangkat barang berat dan kerja
keras untuk 3 hari
· Boleh bersenggama setelah hari ke -2 atau
ke – 3, namun untuk mencegah kehamilan, pakailah kondom atau cara kontrasepsi
lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15 – 20 kali.
· Periksa selama 3 bulan pasca vasektomi
atau sesudah 15 – 20 kali ejakulasi.
7.
Penilaian Klinik
· Riwayat yyang perlu diketahui dari
seseorang calon akseptor vasektomi;
· Riwayat operasi pada skrotalis dan
inguinalils.
·
Riwayat disfungsi seksual
termasuk impotensi
·
Hernia inguinalis
·
Riwayat alergi
· Adanya proteinuria atau diabetes mellitus.
8.
Komplikasi
·
Komplikasi selama prosedur
dapat berupa komplikasi akibat reaksi amafilaktik yang disebabkan oleh
penggunaan lidokain atau manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh darah
disekitar vasa diferensia.
· Kokmlikasi pasca tindakan dapat berupa
hematoma skrotalis, infeksi atau abses pada testis, epididimis kongestif atau
peradangan kronik granuloma di tempat insisi. Penyulit jangka panjang yang
dapat mengganggu upaya pemulihan fungsi reproduksi adalah terjadinya antibody
sperma.
9.
Rumor – rumor
·
Gairah sex menurun
·
Menyebabkan impotent.
No comments:
Post a Comment