LUKA PERENIUM
Robekan
jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca
persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan
pasca persalinandengan uteruss yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh
robekan serviks atau vagina.
Ada 4 tingkat robekan yang dapat terjadi pada persalinan :
- Robekan tingkat I yang mengenai mukosa
vagina dan jaringan ikat
- Robekan tingkat II mengenai alat – alat
dibawahnya.
- Robekan tingkat III mengenai m. sfingter
ani
- Robekan tingkat IV mengenai mukosa ltern.
Dalam penjahitansebaiknya menggunakan benang
poliglikolik, catgut kromik dapat juga digunakan, tetapi tidak ideal.
Perbaikan robekan tingkat I dan II
Umumnya robekan tingkat I dapat sembuh sendiri,
tidak perlu dijahit,
- Kaji ulang prinsip dasar perawatan.
-
Berikan dukungan emosional.
- Pastikan tidak ada alergi terhadap
lidokain atau obat – obatan sejenis.
- Periksa vagina, perineum dan serviks.
- Jika robekan panjang dan dalam, periksa
apakah robekan itu tingkat III atau IV :
Ø Masukkan jari yang bersarung tangan ke
anus.
Ø Identifikasi sfingter
Ø Rasakan tonus dari sfingter
-
Ganti sarung tangan
- Jika sfingter kena, lihat reparasi robekan
tingkat III dan IV
-
A dan antisepsis di daerah
robekan.
- Masukkan jarum pada ujung atau pojok
laserasi atau luka, dan dorong masuk sepanjang luka mengikuti garis tempat
jarum jahitnya akan masuk atau keluar.
- Aspirasikan dan kemudiansuntikkan sekitar
10 ml lidokain 0,5 % dibawah mukosa vagina, dibawah kulit perineum dan pada
otot – otot perineum.
- Tunggu 2 menit agar anestesi efektif.
Jahitan mukosa vagina
- Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan
catgut kromik 2 – 0
Ø Mulai dari sekitar 1 cm diatas puncak luka
di dalam vagina sampai pada batas vagina.
Jahitan otot perineum
- Lanjutkan jahitan pada daerah otot perineum
sampai ujung luka pada perineum secara jelujurdengan catgut kromik 2 – 0
- Lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak
ototnya.
- Penting sekali untuk menjahit otot ke
otot, agar tidak ada rongga diantaranya.
Jahitan kulit
- Carilah lapisan subcutikuler persis di
bawah lapisan kulit.
- Lanjutkan dengan jahitan subcutikuler
kembali kea rah batas vagina, akhiri drngan simpul mati pada bagian dalam
vagina.
- Untuk membuat simpul mati benar – benar
kuat, buatlah 1 ½ simpul mati. Potong kedua ujung benang dan hanya disisakan
masing – masing 1 cm.
- Jika robekan cukup luas dan dalam, lakukan
colok rectal dan pastikan tidan ada bagian rectum yang terjahit.
Perbaikan robekan yingkat III dan IV
Jika robekan tingkat III tidak diperbaiki dengan
baik, pasien dapat menderita gangguan defekasi dan flatus. Jika robekan rectum
tidak diperbaiki, dapat terjadi infeksi dan fisula rektovaginal.
-
Kaji ulang prinsip dasar
perawatan
- Lakukan blok pudendal atau kelamin.
- Minta asisten membantu menahan fundus dan
melakukan masase uterus.
-
Cek apakah sfingter ani robek.
Ø Jari bersarung tangan masukkan ke dalam
anus.
Ø Identifikasi sfingter ani
Ø Periksa permukaan rectum.
-
Ganti sarung tangan
-
Antiseptis pada daerah robekan
- Pastikan tidak ada alergi terhadap
lidokain atau obat – obatan sejenis.
- Masukkan jarum pada ujung atau pojok
laserasi atau luka dan dorong masuk sepanjang luka mengikuti garis tempat jarum
jahitnya akan masuk atau keluar.
-
Aspirasi
dan kemudian suntikkan sekitar 10 ml lidokain 0,5% di bawah mukosa vagina. Di bawah kulit perineum dan dibawah otot – otot perineum.
Catatan : Aspirasi untuk meyakinkan suntikan lidokain
yidak masuk dalam pembuluh darah, kejang dan kematian dapat terjadi jika
blidokain diberikan lewat IV ( pembuluh darah ).
- Tunggu 2 menit agar anestesi efektif.
- Tautkan mukosa rectum dengan benang kromik
3 – 0 atau 4 – 0 secara interuptus dengan 0,5 cm antara jahitan.
- Jahitlah otot – otot dengan rapi, lapis
demi lapis dengan jahitan satu – satu.
Jahitan Sfingter ani
- Jepit otot sfingter ani dengan klem allis
atau pinset
- Tautkan ujung otot sfingter anidengan 2 –
3 jahitan benang kromik 2 – 0 angka 8 secara interuptus
- Larutkan antiseptic pada daerah robekan,
- Reparasi mukosa vagina, otot perineum dan
kulit.
Perawatan pasca tindakan
- Apabila terjadi robekan tingkat IV (
robekan sampai mukosa rectum ), berikan antibiotic profilaksis dosis tunggal.
Ø Ampisillin 500 mg per oral
Ø Metronidazole 500 mg per oral
-
Observasi tanda – tanda infeksi
- Jangan lakukan pemeriksaan rectal atau
enema selama 2 minggu.
- Berikan pelembut feses selama seminggu per
oral.
Penanganan kasus terlantar
- Pada kasus terlantar ( robekan lebih dari
12 jam ), kemungkinan infeksi sulit dihindari
- Pada
Robekan Perineum tingkat I dan II , robekan dibiarkan terbuka
- Pada
Robekan Perineum Tingkat III danVi , lakukan jahitan situasi dengan 2-3
Jahitan, Penjahitan otot, mukosa Vagina dan Kulit Perineum dilakukan sekitar 6
hari kedepan.
Penanganan Komplikasi
- Jika terdapat hematom, darah dikeluarkan
jika tidak ada tanda infeksi dan perdarahan sudah berhenti, lakukan penjahitan
- Jika terdapat infeksi, buka dan drain luka
:
1. Jika infeksi ringan tidak perlu antibiotic
2. Jika Infeksi Berat, tetapi tidak akan
mencapai jaringan dalam, Berikan :
Ø Ampisilin 4 X 500 mg per oral selama 5
hari
Ø Dan metronidazol 3 X 400 mg per oral
selama 5 hari
- Jika infeksi mencapai otot dan terdapat
nekrosis , berikan antibiotic secara kombinasi sampai nekrosis sudah
dikeluarkan dan pasien sudah bebas demam selama 48 jam :
Penisilin G 2
Juta unit setiap 6 Jam I.V ;
Ditambah gentamisin 5 mg/Kg
Berat badan Setiap 24 jam I.V ;
Ditambah metronidazol 500 mg
setiap 8 Jm I.V ;
Sesudah pasien bebas demam 48
Jam, Berikan :
Ampisilin 4 X 500 mg Per oral
selama 5 hari
Ditambah metronidazol 3 X 400
mg per oral selama 5 hari
Catatan : Lakukan debridemen
jaringan nekrosis dan jahitan ulang 2 minggu kemudian jika perlu
Fistula
rektovaginal perlu dilakukan bedah rekonstruksi 3 bulan atau lebih pasca persalinan
No comments:
Post a Comment