BAYI BERAT LAHIR RENDAH ( BBLR )
1.
TINJAUAN TEORI
a. Pengertian
Istilah
prematuritas telah diganti dengan berat Badan Lahir Rendah, karena terdapat
bentuk kelahiran bayi dengan berat kurang dari 2500 gram, yaitu karena umur
hamul kurang dari 37 minggu, sehingga berat badan lebih rendah dari semestinya,
sekalipun umur cukup, atau karena kombinasi keduanya. (Manuaba 1998).
WHO ( 1961
) mengganti istilah bayi premature dengan istilah bayi berat badan lahir rendah
(BBLR), karena disadari, tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram,
pada waktu lahir bukan bayi premature. ( Mochtar R,1998 ).
Bayi Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). (Sawarno,2003).
Beberapa istilah yang berhubungan
dengan BBLR
1. Prematuritas Murni, yaitu bayi yang
terlahir pada kehamilan < 37 minggu, dengan berat badan yang sesuai.
2. Small For Date (SFD), atau kecil untuk
masa kehamilan (KMK), adalah bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur
kehamilan.
3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine,
yaitu bayi yang telah lahir drngan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan
tuanya kehamilan.
4.
Light For Date, yaitu sama
dengan Small For Date.
5. Dismaturitas, yaitu suatu sindroma klinik
dimana terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya
kehamilan. Atau bayi- bayi yang lahir dengan berat badan tidak sesuai dengan
tuanya kehamilan. Bias juga bayi dengan segala intra uterine mal nutrition or
wasting.
b. Frekuensi
Frekuensi
BBLR di Negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8 %. Sementara di Negara
berkembang antara 10 – 43 %. Rasio antara Negara maju dan Negara berkembang
adalah 1 : 4.
c. Etiologi
Sering
factor penyebab tidak diketahui, ataupun diketahui fakrtor
penyebabnya
tidak berdiri sendiri, antara lain :
1)
Factor genetic
2)
Infeksi
3)
Bahan toksik
4)
Radiasi
5)
Insufisiensi atau disfungsi
plasenta
6)
Factor nutrisi
7) Factor – factor lainnya seperti ; merokok,
peminum alcohol, bekerja terlalu berat pada masa hamil, plasenta previa,
kehamilan ganda, obat – obatan, dsb.
d. Diagnosis dengan gejala klinik
1. Sebelum Bayi lahir
a. Pada anamnesa sering dijumpai riwayat
abortus, partus prematurus, dll
b. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan masa
tuanya kehamilan.
c. Pergerakan janin yang pertama ( Quickening
) terjadi lebih lambat, gerakan janin agak lamban, walaupun kehamilannya sudah
agak lanjut.
d. Pertambahan berat badan Ibu lambat, dan
tidak sesuai menurut yang semestinya
e. Sering dijumpai kehamilan dengan
oligohidramnion atau bias pula dengan hidramnion, hiperemesis gravidarum ,dan
pada kehamilan lanjut dengan toxemia gravidarum, atau perdarahan antepartum.
2. Setelah Bayi Lahir
a.
Bayi
dengan retardasi pertumbuhan intra uterine. Secara klasik tampak seperti bayi
yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah kepala tengkorak keras, gerakan
bayi terbatas, vernik caseosa sedikit, atau tidak ada, kulit tipis, kering,
berlipat-lipat, mudah diangkat. Abdomen cekung atau rata, jaringan lemak bawah
kulit sedikit, tali pusat tipis, lembek, dan berwarna kehijauan.
b.
Bayi premature yang lahir <
37 minggu. Vernic caseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang
tengkorak lunak, mudah bergerak, muka seperti bineka, abdomen buncit, tali
pusat tebal, dan segar. Menangis
lemah, muka otot hipotoni, dan kkulit tipis, merah, dan transparan.
c.
Bayi Small For Date, sama
dengan bayi retardasi intrauterine.
d.
Bayi
premaatur kurang sempurna pertumbuhan alat – alat dalam tubuhnya, karena itu
sangat peka dengan gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi,
dan sebagainya. Pada bayi kecil, untuk masa kehamilan, ( Small For Date )
alat-alat dalam tubuh lebih berkembang disbanding dengan bayi premature berat
badan sama, karena itu akan lebih mudah hidup di luar rahim, namun lebih peka
terhadap infeksi dan hipotermi disbanding dengan bayi matur dengan berat badan
normal. Sebagai gambaran umum dapat di kemukakan bahwa bayi berat badan lahir
rendah mempunyai karakteristik. (Manuaba,1998).
1)
Berat badan < 2500 gr
2)
Lingkar dada < 35 cm
3)
Lingkar kepala < 33 cm
4)
Umur khamilan < 37 minggu
5)
Kepala relative lebih besar
6) Kulit tipis transparan, rambut lanugo
banyak, lemak kurang.
7)
Otot hipotemik lemah.
8) Pernafasan tidak teratur, dan dapat
terjadi apnea (gagal nafas)
9) Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut
atai kaki fleksi / lurus.
10)
Kepala tidak mampu tegak
11)
Pernafasan sekitar 45-50 x /
menit
12)
Nadi 100-140 x / manit.
e. Penanganan
1.
Mempertahankan
suhu dengan ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi. Oleh
sebab itu suhu badannya harus dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat
rentan akan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk
mencuci tangan sebelum memegang bayi..
3. Pengawasan nutrisi. Reflek menelan BBLR
belum sempurna, oleh karena itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan
cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan
mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi, dan erat kaitannya dengan daya tahan
tubuh, oleh sebabitu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
f. Pencegahan
Sikap bidan
dalam menghadapi masalah BBLR, yaitu bidan harus mengupayakan untuk mencegah
terjadinya bayi berat badan lahir rendah, dengan cara “
1. Upayakan agar Ibu melakukan ANC yang baik,
segera melakukan konsultasi merujuk penderita bila terdapat kelainan.
2. meningkatkan gizi masyarakat sehingga
dapat mencegah terjadinya persalinan dengan berat badan lahir rendah.
3. tingkatkan penerimaan gerakan keluarga
berencana.
4. anjurkan Ibu untuk banyak istirahat
apabila kehamilan mendekati aterm, atau istirahat baring bila terjadi keadaan
yang menyimpang dari patrum normal kehamilan
5. tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak
yang masih mendapat kepercayaan masyarakat.
No comments:
Post a Comment