ASMA BRONKIALE
PENGERTIAN
Asma bronkiale merupakan salah satu penyakit saluran
nafas yang sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan. Penderita biasanya
pernah berobat ke dokter lain.
Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya serangan asma
tidaklah selalu sama pada setiap penderita, bahkan pada seorang penderita asma,
serangannya tidak sama pada kehamilan pertama dan berikutnya. Kurang dari
sepertiga penderita asma akan membaik dalam kehamilan, lebih dari sepertiga
akan mnetap, serta kurang dari 1/3 lagi akan menjadi buruk atau serangan
bertambah. Biasanya serangan akan timbul pada usia kehamilan 24 – 36 minggu,
dan pada akhir kehamilan serangan sering terjadi.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh tim ahli asma Kalifornia
(th 1983) pada 120 kasus asma yang hamil, dan terkontrol baik, terdapat 90 %
dari penderita tidak pernah dapat serangan dalam persalinan. 2,2% menderita
serangan ringan dan hanya 0,2% yang menderita asma berat yang dapat diatasi
dengan obat – obat intravena. Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat
tergantunng dari sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan
kekurangn oksigen (O2) atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak
segera diatasi tentu akan berpengaruh pada janin, dan sering terjadi keguguran,
persalinan premature atau berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan (
gangguan pertumbuhan janin ).
Faktor pencetus timbulnya asma, antara lain zat-zat
alergi, infeksi saluran nafas, pengaruh udara dan ltern psikis. Pendeita selama
kehamilan perlu mendapat pengawasan yang baik, biasanya penderita mengeluh
nafas pendek, berbunyi, sesak, dan batuk-batuk. Diagnosis dapat ditegakkan
seperti asma diluar kehamilan.
Asma bronkiale sering dijumpai dalam kehamilan dan
persalinan. Pengaruh penyakit ini terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas serta
sebaliknya adalah bervariasi. Asma bronkiale seing merupakan penyakit
keturunan.
Diagnosis bisanya mudah didapat, karena wanita lebih
sring berobat kepada dokter atau pengobatan non-medis.
1.
Asma bronkiale dapat berkurang
atu bertambah dalam kehamilan.
2.
Menghindari kemungkinan infeksi
pernafasan dan tekanan emosionil, karena ini akan memperberat penyakit primer.
3.
Kehamilan, persalinan, dan
nifas akan berlangsung seperti biasa, tanpa gangguan, kecuali ltern serangan
asma yang berat (status asmatikus). Dalam hal ini diberikan obat-obatan dan
oksigen. Kala II diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forseps.
4.
Apabila ada indikasi obstetric
untuk seksio sesarea, bekerja sama dengan hali anestesi untuk memilih narkoba
yang paling aman, biasanya anestesi lumbal atau kaudal.
5.
Obat – obatan : sama dengan
obat-oat asma pada masa tidak hamil aminofilin, efidrin, epinefrin, dan
kortikosteroid. Pemberian kortikosteroid harus hati – hati pada kasus
pre-eklamsia, karena obat ini dapat menyebabkan retensi cairan dan kenaikan
tekanan darah. Juga haru teria tabung oksigen untuk menghadapi status asmatkus.
6.
Untuk menjarngkan kelahiran,
pemakaian kontrasepsi atau tubektomi dianjurkan pada keadaan dimana menjadi
lebih berat pad setiap kehamilan dan persalinan.
PENANGANAN
1.
Mencegah timbulnya stress
2.
Menghindari ltern resiko
(pencetus) yang sudah diketahui, secara intensif.
3.
Mencegah penggunaan obat,
seperti aspirin dan semacam yang dapat menjadi pencetus timbulnya serangan.
4.
Pada asma yang ringan dapat
digunakan obat-obat local yang berbentuk inhalasi, atau per oral seperti
isoproterenol.
5.
Pada keadaan lebih berat,
penderita harus dirawat dan serangan dapat dihilangkan dengan satu atau lebih
dari obat dibawah ini :
a.
epinefrin yang telah dilarutkan
(1:1000), 0,2 – 0,5 ml, disuntikkan sub cutis.
b.
Isoproterenol (1:100) berupa
inhalasi 3 – 7 hari.
c.
Oksigen
d.
Aminofilin 250 – 500 mg (6
mg/kg) dalam infuse glukosa 5 %
e.
Hidrokortison 260 – 1000 mg IV
pelan – pelan atau per infuse dalam dekstrose 10 %
Hindari penggunaan obat – obat yang mengandung iodium
karena dapat membuat gangguan pada janiin, dan berikan antibiotika kalau ada
sangkaan terdapat infeki. Persalinan biasanya dapat berlangsung spontan akan
tetapi bila penderita masih dalam serangan dapat diberi pertolongan dengan
tindakan seperti dengan ekstraksi vakum dan forsep. Tindakan seksio sesarea
atas indikasi asma jarang atau tak pernah dilakukan.
No comments:
Post a Comment